Ketua Committee Central Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit ( DN Aidit ) ditangkap di Solo pada 22 November 1965 oleh Tentara Nasional Indonesia. Besoknya, pada 23 November 1965, Aidit dieksekusi mati di Boyolali, Jawa Tengah, kabupaten yang dekat dengan Solo.
Kolonel TNI Ms yang menyergap dan mengakui mengeksekusi Aidit becerita kepada sahabatnya ihwal drama penangkapan tersebut. Sang sahabat itu, menuturkan pengakuan itu kepada Tempo yang menemuinya di rumahnya di Yogyakarta, Sabtu 26 September 2015 yang lalu.
Setelah ditangkap di balik lemari di rumah milik simpatisan PKI di Solo, Aidit diajak ke ruang depan tempat meja yang masih ada sisa kopi dan puntung rokok. Saat hari nahas itu Aidit sempat menikmati kopi dan rokok di ruang depan, ruangan terbuka seperti umumnya rumah orang Jawa. “Intelijen meyakini posisi Aidit di rumah itu akibat Aidit ceroboh minum kopi di ruang terbuka,” kata Ms, seperti ditirukan sahabatnya.
Ms juga bercerita, ketika menginterogasi Aidit, Ms merokok merek Bentoel yang berbungkus kertas warna merah. Setelah Aidit menandatangani surat pernyataan menyerah, Aidit dibawa ke luar dari rumah itu. Saat hendak meninggalkan rumah itu, Aidit menyaksikan masih ada rokok dalam bungkus, yang isinya tinggal separuh.
Aidit berujar ke Ms, “Boleh ya rokok ini saya bawa.” Ms menjawab, “Bawa saja rokok itu, nanti buat rokokan bersama Gatot Subroto.” Tahun 1962, Jenderal TNI Angkatan Darat Gatot Subroto meninggal. “Pernyataan Ms mengisyaratkan Aidit segera dihabisi,” kata kawan Ms.
*Tempo/SM
Comments