Skip to main content

5 Pejuang Suku Indian Paling Ditakuti Amerika


Tak dipungkiri jika bangsa Amerika yang kini menjelma menjadi negara adidaya, masyarakatnya adalah pendatang. Bahkan sejarah mencatat bahwa awal kedatangan mereka telah melakukan banyak perlakuan keji kepada bangsa asli setempat yaitu Suku Indian.

Kedatangan imigran tersebut tentu bertujuan menguasai Amerika seutuhnya, padahal mereka sama sekali tidak punya hak mengingat statusnya sebagai pendatang. Alhasil, konfrontasi antara Suku Indian dan bangsa Amerika pendatang itu tak dapat dihindari.


Perlu diketahui pula selama masa konfrontasi itu, terdapat para pejuang Suku Indian yang sepak terjangnya terbilang luar biasa sehingga jadi momok menakutkan bagi para pendatang. Berikut ulasannya seperti dilansir dari laman boombastis.com (21/2/2016)

Cochise

 
Cochise sebenarnya berteman cukup baik dengan para pendatang Amerika. Kebenciannya terhadap para pendatang bule itu berawal saat dirinya menjadi korban salah tangkap. Parahnya, teman-teman Cochise menjadi korban pembantaian saat itu. Dari situlah pejuang Apache ini bertekad menghabisi semua Amerika dan sekutunya.

Aksi heroik Cochise pun mengundang decak kagum, sehingga ia mendapat gelar Napoleon-nya Apache. Para pendatang kulit putih itupun menawarkan perdamaian yang kemudian diterima oleh Cochise. 

Geronimo




Geronimo memutuskan untuk menjadi pejuang Indian saat tahun 1858 silam tentara Meksiko membantai keluarganya, termasuk istri, ibu dan tiga orang anaknya. Saat itu ia marah luar biasa dan bertekad menuntut balas, nyawa dengan nyawa.

Lebih dari 28 tahun Geronimo melakukan rangkaian penyerangan baik itu terhadap Meksiko maupun orang-orang Amerika. Ia dikenal sangat licin dan cerdas. Di mana suatu ketika ia dan bala tentaranya yang berjumlah 38 orang, berhasil lolos dari kejaran sekira delapan ribu tentara gabungan Meksiko dan Amerika.

Opechancanough

 
Nama Opechancanough sangat terkenal dalam sejarah konfrontasi Amerika dan Suku Indian. Pasalnya, pria ini berhasil membunuh banyak sekali kaum pendatang. Ia paling tidak suka jika eksistensi sukunya diusik oleh kedatangan bangsa asing. Hingga akhirnya ia meluapkan kemarahannya dengan menyerang secara tiba-tiba sebuah kampung kaum pendatang. Sebanyak 350 orang imigran mati dalam tragedi ini.

Hampir selama 10 tahun ia terus melakukan misi penyerangan terhadap pendatang orang kulit putih. Bahkan saat memasuki usia senja yakni 90 tahun, Opechancanough masih sanggup membunuh sekitar 500 orang imigran. Opechancanough di akhir hayatnya tewas diterjang peluru oleh seorang tentara.

Crazy Horse

 
Crazy Horse merupakan pejuang Indian yang juga sangat tenar di zamannya. Ia dikenal sebagai pemimpin pergolakan antara sukunya dan juga tentara Amerika. Aksi heroiknya yang terkenal yaitu saat menjadi umpan bagi sekira 80 orang tentara Amerika yang kemudian para tentara itu dilumat habis oleh pasukan Crazy Horse.

Perang paling terkenal yang pernah dilakukan kelompok Crazy Horse ialah Little Big Horn. Pada tahun 1877 ia akhirnya dipaksa menyerah lalu ditahan dan diajak bernegosiasi. Akan tetapi, beberapa bulan setelahnya ia malah tewas dibunuh.

Sitting Bull

 
Sitting Bull ialah seorang tetua adat dari sukunya bernama Hunkpapa Sioux. Selama kiprahnya, ia bertugas memberi motivasi kepada para Indian untuk melakukan perlawanan terhadap kaum pendatang. Hal ini kemudian berdampak buruk bagi Amerika.

Nama Sitting Bull tiba-tiba saja melambung saat pasukannya berhasil membunuh panglima kebanggaan Amerika, George Custer. Sitting Bull gemar berpindah dari satu tempat ke tempat lain (nomaden) selama masa perjuangannya. Ia tertangkap pada tahun 1881 dan akhirnya dieksekusi mati.







Comments

Popular posts from this blog

4 tokoh komunis indonesia yang terlahir dari keluarga religius

Akhir akhir ini isu komunis begitu sensitif di negara kita. Gerakan komunis yang direpresentatifkan melalui Partai Komunis Indonesia ( PKI ) sebagai organisasi terlarang, diisukan bangkit kembali setelah kematiannya hampir setengah abad yang lalu. Momok mengerikan tentang kisah kekejaman PKI melalui rangkaian cerita sejarah terbitan orde baru, seakan membekas hingga generasi saat ini. Rezim orde baru dirasa sukses membuat diaroma kekejaman PKI, mengemasnya dalam berbagai cerita mencekam hingga menfilmkannya sebagai film tontonan wajib tuk semua kalangan setiap tanggal 30 september, selama 32 tahun rezim orde baru berkuasa. Seorang komunis selalu diidentikan dengan seorang atheis. Ateis atau ateisme dan komunis atau komunisme seakan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ateisme tidak sama dengan komunisme. Ateisme adalah ketidakpercayaan terhadap keberadaan Tuhan. Dalam hal ini Tuhan personal, Sang Maha Pencipta, dan Maha Berkehendak. Sementara komunisme adalah...

Ini dia Sederet nama Mantan Petinggi Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ) dilingkungan kekuasaan birokrasi

Aceh pernah mengalami konflik bersenjata selama berpuluh puluh tahun. Adanya kekecewaan terhadap kekuasaan orde baru di Jakarta, menjadi penyebab sebagian masyarakat sipil aceh berjuang mengangkat senjata untuk melawan. Kecendrungan sistem sentralistik orde baru, serta pembagian Sumber daya alam yang tak adil kepada rakyat Aceh, mendorong beberapa tokoh untuk berjuang melepaskan aceh dari bagian NKRI.  foto : wikipedia Adalah Hasan Tiro, tokoh yang disegani rakyat Aceh ini, kemudian membentuk Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ) pada tahun 1976 dan mendeklarasikan kemerdekaan Aceh. Kini konflik Aceh telah usai. Peristiwa Tsunami besar diakhir 2004, memaksa kedua belah pihak antara pemerintah RI dan GAM untuk bertemu, menyepakati perjanjian damai. Perjanjian damai Helsinki pada Agustus 2005, menjadi tonggak sejarah baru masa depan Aceh. Perjanjian damai yang ditandangi karena tekanan Internasional ini, memberi dampak positif terhadap Aceh, salah satunya Aceh memiliki kewen...

Kisah Mbah Parino, Romusha Korban Jepang

Pendengarannya memang sudah tidak berfungsi sempurna. Ingatannya pun memudar. Dia hanya menggelengkan kepala ketika ditanya usianya. Parino –dalam Kartu Tanda Penduduk seumur hidup– lahir di Purworejo, 1 Februari 1917. Sementara data Romusha Kecamatan Bayah, mencatat nama Amat Parino kelahiran 1924 di tempat sama. Ini hanya sedikit kisah peluangan saya ke Bayah, Kabupaten Lebak, Banten Selatan, Sabtu-Minggu (26-27 Juli 2008)…. Bayah menjadi tempat berkumpulnya Romusha dan pegawai pertambangan sejak Jepang mengeksploitasi tambang batu bara 1 April 1943. Pada awal penambangan, sekitar 20 ribu orang datang dari Jawa Tengah dan Timur, termasuk Parino ini. Parino bekerja sebagai penggali lubang penambangan di Gunung Madur, sekitar 10 kilometer dari Bayah. Dengan luas sekitar 15 ribu hektare, Bayah menjadi satu-satunya tempat yang mengandung batu bara di Pulau Jawa sebelum Jepang datang. Belanda bahkan sudah memberikan izin membuka tambang kepada perusahaan s...